Delapan belas tahun yang lalu
Wanita istimewa itu mempertaruhkan nyawanya
Demi sosok mungil nan penuh misteri dalam rahimnya
Aku buah hatinya
Tangisan pertama ku itu adalah bahagianya
Sejak saat itu aku mulai menyita waktunya
Wanita istimewa itu mempertaruhkan nyawanya
Demi sosok mungil nan penuh misteri dalam rahimnya
Aku buah hatinya
Tangisan pertama ku itu adalah bahagianya
Sejak saat itu aku mulai menyita waktunya
Wanita Istimewa itu
Menyapihku, memandikanku, menyuapiku
Membantuku merangkak, berdiri, berjalan lalu berlari
Hampir tak sekejap pun pengawasannya lepas untukku
Menyapihku, memandikanku, menyuapiku
Membantuku merangkak, berdiri, berjalan lalu berlari
Hampir tak sekejap pun pengawasannya lepas untukku
Wanita istimewa itu juga
Yang mengajarkanku untuk menjadi bintang
Mengindahkan langit kelam
Yang mengajariku menjadi lilin
Tuk menerangi pekatnya malam
Yang mengajariku untuk menjadi teratai
Yang tak ragu berkawan lumpur
Yang mengajarkanku untuk menjadi bintang
Mengindahkan langit kelam
Yang mengajariku menjadi lilin
Tuk menerangi pekatnya malam
Yang mengajariku untuk menjadi teratai
Yang tak ragu berkawan lumpur
Wanita istimewa itu pula
Yang mengajarkan ku tentang cinta
Cinta untuk Sang Maha Pembuat Cinta melebihi cintaku padanya
Yang mengajarkan ku tentang cinta
Cinta untuk Sang Maha Pembuat Cinta melebihi cintaku padanya
Wanita istimewa itu
Tak pernah lelah menyusahkan diri dengan semua inginku
Tak pernah bosan merepotkan diri dengan semua urusanku
Tak pernah berhenti mendengarkan mimpiku
Senyum indahnya selalu hadir saat aku butuh kekuatan
Pundak gemulainya selalu ada saat aku butuh sandaran
Dan lembut suaranya selalu mampu menghilangkan kesepian
Tak pernah lelah menyusahkan diri dengan semua inginku
Tak pernah bosan merepotkan diri dengan semua urusanku
Tak pernah berhenti mendengarkan mimpiku
Senyum indahnya selalu hadir saat aku butuh kekuatan
Pundak gemulainya selalu ada saat aku butuh sandaran
Dan lembut suaranya selalu mampu menghilangkan kesepian
Wanita istimewa itu adalah BUNDAku
Dengan indah senyumnya ia rangkai mimpi ku
Dengan teduh tatapnya ia rajut citaku
Dengan derap langkahnya ia gantung asaku
Dengan indah senyumnya ia rangkai mimpi ku
Dengan teduh tatapnya ia rajut citaku
Dengan derap langkahnya ia gantung asaku
Kini aku telah mampu terbang sendiri BUNDA
Kan ku bawa mimpi mu bersamaku
Kan ku bangun semua harapanmu disampingku
Karena Bahagiamu adalah tujuanku
Kan ku bawa mimpi mu bersamaku
Kan ku bangun semua harapanmu disampingku
Karena Bahagiamu adalah tujuanku
BUNDA terima kasih
Untuk setiap untaian doamu yang mengiringi langkahku
Untuk setiap tetes peluhmu sebagai cambuk hari ku
Untuk setiap kehidupan yang kau alirkan dalam denyut nadi ku
Meski seluruh bintang aku kumpulkan dan aku persembahkan untukmu
Sedikitpun tak akan mampu membalas jerih payah mu untuk hidupku
Terima kasih telah menjadi BUNDAku
Untuk setiap untaian doamu yang mengiringi langkahku
Untuk setiap tetes peluhmu sebagai cambuk hari ku
Untuk setiap kehidupan yang kau alirkan dalam denyut nadi ku
Meski seluruh bintang aku kumpulkan dan aku persembahkan untukmu
Sedikitpun tak akan mampu membalas jerih payah mu untuk hidupku
Terima kasih telah menjadi BUNDAku
Lodadi, 19 Desember 2011 07.30 WIB
Bersama kerinduan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar