Minggu, 15 Desember 2013

Bapak Paling Keren di Seluruh Dunia

Aku nggak sengaja menemukan video amatir hasil rekaman dan editing dengan hp oleh almarhum Bang Ociet (adikku) tiga tahun lalu. Judulnya Ayah Paling Keren di Seluruh Dunia. Ini dia...

Aku berderai-derai demi melihat video ini lagi. Video ini berisi tiga dari empat orang paling spesial yang Allah anugerahkan kepadaku. Bapak paling Keren di Seluruh Dunia. Dek Thifa (Lathifatul Munawwarah), adik tercantik dan solihah yang aku punya. Ociet (Dani Abdurrosyid), adik yang luar biasa buat ku juga Abang yang hebat buat Dek Tifha. Ahh,, di video ini kebetulan tak ada Mamak, Bunda Paling Super di Seluruh Dunia. Maha Besar Allah dengan segala kekuasaannya mempertemukan kita sebagai sebuah keluarga di dunia, semoga Dia akan berkenan mempersatukan kita di surga kelak. Aamiiin...

Video ini mengantarku pada berbagai kenangan yang terputar bagai klise usang sangat berharga yang tak mungkin dapat dicetak kembali. Bapak, Mamak, Bang Ociet dan Dek Thifa. Allah, aku mencintai mereka karena Mu. Aku terkadang mengutuk diri yang terlampau berani mengambil resiko dengan konsekuensi rindu sepelik ini. Pada malam-malam ramai di negeri rantau...

Bapak telah jadi lelaki paruh baya kini. Usianya akan menginjak 48 pada Januari tahun depan. Tapi bayangan kegagahannya tak akan tertelan usia. Bapak yang sangat luar biasa menjalankan amanahnya sebagai seorang suami dan juga seorang ayah. Sepertinya aku tak akan sanggup mendeskripsikannya satu persatu. Silahkan lihat saja di video salah contohnya.

Dek Thifa., adik manis yang selalu mengikuti gaya kakaknya. padahal usia kami terpaut 12 tahun. ^_^
Dia salah satu sumber semangat ku. Usianya kini 9 tahun. Sejak ia berusiah 7 tahun, ia sudah mengerti bagaimana mencintai orang tua. Dia tidak akan membiarkan Mamak lelah sendiri dengan semua urusan rumah (aku sudah merantau), dia pasti akan turun tangan. entah dengan apapun yang bisa dia lakukan. Satu penggalan yang membuat aku begitu tersentak olehnya, "Adik mau SMP di dekat rumah, mau SMA di dekat rumah, mau kuliah di dekat rumah juga. Pokoknya adik nggak mau jauh-jauh dari Mamak. Adik nggak mau tinggalin Mamak. Kalau adik pergi juga, kasian Mamak sama Bapak sendirian di rumah" Aku menangis demi mendengar kata-kata ini dari bibirnya. Dia berkata begitu, beberapa bulan setelah Bang Ociet meninggalkan kami untuk selamanya. Aku merasa jahat telah meninggalkan Mamak dan Bapak begitu jauh, juga meninggalkan dia tanpa sosok kakak di rumah. Maafkan Kakak, dek. Kakak akan segera kembali...

Satu lagi tokoh dalam video ini. Bang Ociet. Kami memanggilnya Abang karena dia adalah lelaki tertua dalam silsilah keluarga kami (baca: juga sepupu). Usiaku terpaut 4 tahun dengannya. Seperti yang sering akau ulang, Bang Ociet telah pergi 655 hari yang lalu. Kenangan bersamanya banyak terisi dengan pertengkaran dan keributan kecil khas dua bersaudara. Tapi tanpa sempat ku cari alasan, aku menangis sepanjang satu minggu setelah kepergiannya, bahkan hingga saat ini. Aku merindukannya (rindu yang tak ada obat kecuali bercerita pada pemiliknya). Dimana lagi akan kutemukan dia, kecuali di surga kelak. Aku menyayanginya. Aku menyayanginya. Meski kami sering terlibat keributan, tapi dia selalu menuruti setiap perkataan ku. Dia adik yang hebat. Bahkan ketika penyakit ganas itu mulai menggerogoti tubuhnya, dia tak pernah mengeluh dan tak pernah mengatakan sakit. Dia adik yang hebat, Allah. Tak akan kutemukan sosok sepertinya dimanapun lagi diseluruh penjuru dunia ini. Semoga kau bahagia disana Bang. Tunggu kami, dan kita semua akan berkumpul lagi. Kakak rindu... Bapak, Mamak dan Adik juga rindu...

Sabtu, 26 Oktober 2013

ciNTA

Kata orang namanya cinta. Dalam bahasa inggris namanya Love. Dalam bahasa Arab namanya Mahabbah. Dalam bahasa korea disebutnya saranghae (Kena #tepok K-Lovers ntar nih gara-gara salah nulis. #Meanhae (salah lagi! :(). Intinya aku lagi pengen ngomongin tentang cinta. :D Apakah aku lagi jatuh cinta?? #geleng-geleng. (Nanti dulu membuat kesimpulannya sodara-sodara! Bab pendahuluan aja belum kelar. :P)
Cinta itu indah kata salah seorang peserta Kajian Kemuslimahan (KaMus) kemarin siang. Cinta itu naluri kata sebuah buku yang tak khatam-khatam ku baca. Cinta itu akan meminta segalanya dari mu, ini kata-kata seorang adik di LDF tempat kami berjuang. 

Cinta, yang untuk membahas tentang ini aja berjuta-juta lagu telah tercipta, berjuta-juta novel telah bercerita dalam berbagai versi. Tapi orang-orang seakan tak pernah bosan, sampai-sampai Kajian Kemuslimahan kemarin pesertanya membludak yang dicurigai karena faktor temanya yang menyinggung-nyinggung tentang ini.  Trus buat apa aku nulis lagi???? #ehh sampe lupa tujuan utamanya... 
Umur-umur segini itu emang lagi ngercar-ngercar ngomongin tentang ini. Mungkin masih banyak yang galau gara-gara "pacar", tapi di belahan situasi lain banyak yang memikirnya dalam versi "siap nikah". Yang geram ketika menerima undangan walimah salah seorang rekan, atau yang iri ketika seorang senior mulai menyinggung ingin segera memiliki momongan. #Huuuuhhh
Cinta akan datang pada waktunya. Sebelum "dia" datang ada baiknya mempersiapkan diri terlebih dahulu. Sudah sematang apakah diri menyiapkan untuk memiliki seorang pendamping yang hebat?! Sudah pantaskah diri menjadi pendamping seorang jundi Allah yang hebat? Sudah mampukah diri ini untuk melahirkan dan membesarkan panji-panji masa depan islam? Kalau belum, siapkan dulu!
Kumpulkan dulu ceceran hafalan yang masih berjatuhan, susun dulu puzzle-puzzle pemahaman islamnya yang belum sempurna. Belajar manajemen waktu, manejemen keuangan, manajemen rumah tangga, dll. Jadikan diri pantas untuk orang terhebat yang akan di takdirkan Allah nanti. 

Dan ingat cinta itu bukan hanya tentang si 'dia'. Lebih besar lagi cinta Allah, Rasulullah, orang tua kita, saudara-saudara kita, teman-teman kita. Salah satu yang sangat perlu diperbaiki juga interaksi secara vertikal dan horizontal ini.
Jadi, selamat bersiap-siap!!

Tulisan ini ter-ilhami gara-gara "nightmare" beberapa waktu lalu yang teringat kembali karena melihat pernyataan seseorang di sebuah sosmed. Oh no! Aku seperti dihantui. Akhirnya aku segera memungut sebuah kesimpulan di bawah kasur ku (*ehh??) kalau mungkin ini jalan Allah untuk mengingatkan ku yang udah kelewatan bandel... 

Rabu, 23 Oktober 2013

SAKINAH BERSAMAMU

Kenapa judul tulisan ini tiba- tiba "Sakinah Bersamamu?". Yup, ini aku ambil dari judul sebuah buku, tulisan salah saorang penulis kesohor di negeri ini. Aku memang selalu kesulitan ketika membuat sebuah judul, bagiku sebaiknya ia (tulisan) mengalir begitu saja. Jadi, intinya aku mengutip judul dari buku itu. :D Well, menulis lagi di blog ini sejak sekian lama... Maafkan aku "blog" karena menelantarkan mu selama ini.

Aku tiba-tiba menulis lagi karena hari ini cukup spesial bagi ku. Coba tebak!
Bukan! Hari ini bukan ulang tahun ku. Hari ini aku juga tidak sedang di lamar orang. (Ahahaha...) Hari ini 22 tahun pernikahan orang tuaku. Tahun kedua aku tak menyiapkan secara langsung sesuatu yang bisa menyenangkan mereka di hari spesial mereka. Tapi tidak, hari ini aku telah menyiapkan sesuatu yang spesial yang akan aku kirimkan untuk mereka di pulau seberang nanti.


Tidak hanya hari ini. Setiap hari, ketika aku menyadari keberadaanku karena mereka. Aku sangat bersyukur 22 tahun yang lalu, Allah mempertemukan mereka dalam ikatan pernikahan dan menjadikan mereka "orang tua super luar biasa di seluruh dunia" untuk kami. Siti Arni Wulandya, Dani Abdurrosyid dan Siti Lathifatul Munawwarah

Ingin aku ceritakan pada dunia lewat tulisan ini, betapa luar biasanya Ayah ku. Ayah tak banyak banyak bicara, yang sering memberi kejutan tidak terduga. Ketika aku belum merantau, jika meminta sesuatu padanya. Tak perlu banyak bicara, tunggu saja. Barang itu akan menjadi milik ku segera. Tapi ayah ku, bukan ayah yang akan memanjakan anaknya dengan barang-barang tidak bernilai guna tinggi. 
Jika akan pergi ke suatu tempat, ayah akan mengajak kami melewati jalan-jalan yang lebih jauh untuk menunjukkan pada kami tempat-tempat yang kami lewati. Ah Ayah,, ketika aku meminta untuk mengendarai motor sendiri ke SMA tempat aku sekolah (karena SMA ku dan tempat kerja Ayah berlawanan arah), aku lihat keengganan dimatanya untuk melepasku. Dan ketika aku memintanya untuk mengantarku suatu hari (karena motor ku bermasalah), aku lihat binar di matanya. Ah Ayah, betapa Ayah masih menganggapku putri kecilnya yang harus terus di awasi. Dan masih banyak lagi hal-hal luar biasa yang Ayah lakukan untuk kami.
Betapa terkejutnya aku ketika dulu Ayah mengizinkanku untuk kuliah ke luar kota. Beliau berkata, "Masa depan itu adalah perjalananmu, Ayah dan Ibu hanya mengantarkan saja". 

Ahh,, menulis tentang ini membuat banyak tisu berceceran disekitar meja ku. T.T

Ibu ku tak kalah super. Ibu luar biasa seluruh dunia. Ibu yang akan bangun paling awal dan mulai disibukkan dengan kebutuhan kami. Dan Ibu yang akan tidur paling akhir setelah memastikan kami semua telah terlelap. Dan luar biasanya lagi, Ibu ku bukan hanya seorang Ibu rumah tangga biasa. Ia mengajar di sebuah yayasan di pagi hingga siang hari dan mengajar di "play group" ketika sore menjelang. Belum juga mengurus PKK di kampung kami. Ditambah dengan mengurusi segala keperluan kami seharian. Ahh, Ibu. Selama 20 tahun menjadi anaknya, tak sekalipun aku melihat Ibu menangis. Pun ketika adik laki-laki ku (Dani Abdurrosyid) harus diambil Pemiliknya lebih dahulu 605 hari yang lalu. Ibu mana yang tidak akan sedih, tapi Ibu tak pernah memperlihatkan air matanya dihadapan kami. Hanya, merah matanya yang kami dapati dipagi hari ketika semua aktivas rumah dimulai. Dan doa khas Ibu setiap akan berangkat sekolah setiap hari (pun ketika aku telah kuliah -lewat sms): "Jadi anak pintar, alim solihah, berguna bagi agama, nusa dan bangsa". Plus satu kecupan di kening. :D

Ayah dan Ibu sesungguhnya telah menjadi contoh luar biasa untuk kami dengan segala yang mereka miliki. Terima kasih Rabbi telah mengirimkan Ayah dan Ibu untuk menjadi orang tua kami. Jadikan kami hamba yang berbakti kepadaMu dan anak yang berbakti untuk orang tua kami. Jadikan dia (adik yang telah Kau panggil lebih dulu) sebagai tabungan amal untuk kedua orang tua kami. Dan jadikan kami berdua yang masih di dunia ini menjadi penyejuk mata dan hati orang tua kami. Jadikan keluarga kami keluarga sakinah mawaddah warahmah.

ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan mahabbahnya hanya kepada-Mu, bertemu untuk taat kepadaMu, bersatu dalam rangka menyeru (dakwah di jalan)-Mu dan berjanji setia untuk membela syariat mu, maka kuatkanlah ikatan pertaliannya, ya Allah, abadikan kasih sayangnya, tunjukkanlah jalannya dan penuhilah dengan cahaya Mu yang tak akan pernah redup, lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan tawakkal kepadaMu, hidupkanlah dengan ma'rifatMu dan matikanlah dalam keadaan syahid di jalanMu. sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baiknya pelindung dan sebaik-baik penolong. Aamiiiin....

Senin, 24 Juni 2013

Tanpa Judul


Tersandung duka, Bunda...
Aku memeluk apa.
Aku mereguk apa.
Desah ku  hanya daun - daun yang luruh jatuh.
Marah ku terbentur pada tulus 
yang ingin ku bendung dengan bola lampu yang terang.
Aku ingin nyalakan lampu itu 
kini pada hatiku yang terketuk bencana.
Aku ingin sandungku ini
tak lain karena ingin memelukNya disana.
Biar aku mereguk nikmat terpetik
dari duri yang di baliknya ada sepenuh pahala.
Pahala yang berlebih kadarnya
agar terkatup jua dosa ku.

#Kau adalah diam yang terang saat lampu - lampu itu padam

Jumat, 16 November 2012

Duhai Ukhtina, sabar itu sesungguhnya spesial di mata Allah...



Tiga hari ini sungguh rasanya spesial sekali, bukan apa2, hanya suatu keadaan yang menyebabkan banyak amanah tidak bisa ditunaikan... (duilee,, bahasanya Neng!). Hanya ber-hibernasi di kamar. Akhirnya lahirlah sebuah post ini, silahkan di cek bagi yang mau dapat nilai plus dari Allah.
Semoga bermanfaat... ^_^

Dan artikel ini di ambil dari buku 50 Wasiat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bagi Wanita, oleh Majdi As-Sayyid Ibrahim, terbitan Pustaka Al-Kautsar, cetakan kelima.

“Artinya : Dari Ummu Al-Ala’, dia berkata : “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjengukku tatkala aku sedang sakit, lalu beliau berkata. ‘Gembirakanlah wahai Ummu Al-Ala’. Sesungguhnya sakitnya orang Muslim itu membuat Allah menghilangkan kesalahan-kesalahan, sebagaimana api yang menghilangkan kotoran emas dan perak”. 

Wahai Ukhti Mukminah .!
Sudah barang tentu engkau akan menghadapi cobaan di dalam kehidupan dunia ini. Boleh jadi cobaan itu menimpa langsung pada dirimu atau suamimu atau anakmu ataupun anggota keluarga yang lain. Tetapi justru disitulah akan tampak kadar imanmu. Allah menurunkan cobaan kepadamu, agar Dia bisa menguji imanmu, apakah engkau akan sabar ataukah engkau akan marah-marah, dan adakah engkau ridha terhadap takdir Allah ?!  (Pertanyaan ini lho, tadi bacanya langsung "jleb")

Wasiat yang ada dihadapanmu ini disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala menasihati Ummu Al-Ala’ Radhiyallahu anha, seraya menjelaskan kepadanya bahwa orang mukmin itu diuji Rabb-nya agar Dia bisa menghapus kesalahan dan dosa-dosanya.

Selagi engkau memperhatikan kandungan Kitab Allah, tentu engkau akan mendapatkan bahwa yang bisa mengambil manfaat dari ayat-ayat dan mengambil nasihat darinya adalah orang-orang yang sabar, sebagaimana firman Allah.

“Artinya : Dan, sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan”. 

“Artinya : Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”. (tuh kan plus,, plus,, banget deh ).

Bahkan engkau akan mengetahui bahwa keberuntungan pada hari kiamat dan keselamatan dari neraka akan mejadi milik orang-orang yang sabar. Firman Allah.

“Artinya : Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu, : ‘Salamun ‘alaikum bima shabartum’. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu”. 

Benar. Semua ini merupakan balasan bagi orang-orang yang sabar dalam menghadapi cobaan. Lalu kenapa tidak? Sedangkan orang mukmin selalu dalam keadaan yang baik ?

Dari Shuhaib radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik. Apabila mendapat kelapangan, maka dia bersyukur dan itu kebaikan baginya. Dan, bila ditimpa kesempitan, maka dia bersabar, dan itu kebaikan baginya”. 

Rasulullah SAW berkata. “Tidaklah seorang muslim menderita sakit karena suatu penyakit dan juga lainnya, melainkan Allah menggugurkan kesalahan-kesalahannya dengan penyakit itu, sebagaimana pohon yang menggugurkan daun-daunnya”.

Dari Abi Sa’id Al-Khudry dan Abu Hurairah Radhiyallahu anhuma, keduanya pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata.
“Artinya : Tidaklah seorang Mukmin ditimpa sakit, letih, demam, sedih hingga kekhawatiran yang mengusiknya, melainkan Allah mengampuni kesalahan-kesalahannya”.

Sabar menghadapi sakit, menguasai diri karena kekhawatiran dan emosi, menahan lidahnya agar tidak mengeluh, merupakan bekal bagi orang mukmin dalam perjalanan hidupnya di dunia. Maka dari itu sabar termasuk dari sebagian iman, sama seperti kedudukan kepala bagi badan. Tidak ada iman bagi orang yang tidak sabar, sebagaimana badan yang tidak ada artinya tanpa kepala. Maka Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu anhu berkata. “Kehidupan yang paling baik ialah apabila kita mengetahuinya dengan berbekal kesabaran”. Maka andaikata engkau mengetahui tentang pahala dan berbagai cobaan yang telah dijanjikan Allah bagimu, tentu engkau bisa bersabar dalam menghadapi sakit. (Super sekali... o.O)

Maka engkau harus mampu menahan diri tatkala sakit dan menyembunyikan cobaan yang menimpamu. Al-Fudhail bin Iyadh pernah mendengar seseorang mengadukan cobaan yang menimpanya. 
Maka dia berkata kepadanya. “Bagaimana mungkin engkau mengadukan yang merahmatimu kepada orang yang tidak memberikan rahmat kepadamu ?”

Seorang yang shalih berkata : “Barangsiapa yang mengadukan musibah yang menimpanya, seakan-akan dia mengadukan Rabb-nya”. (Wihhh,, ngeri mba Sist!)

Yang dimaksud mengadukan di sini bukan membeberkan penyakit kepada dokter yang mengobatinya. Tetapi pengaduan itu merupakan gambaran penyesalan dan penderitaan karena mendapat cobaan dari Allah, yang dilontarkan kepada orang yang tidak mampu mengobati, seperti kepada teman atau tetangga.

Orang-orang yang shalih dari umat kita pernah berkata. “Empat hal termasuk simpanan sorga, yaitu menyembunyikan musibah, menyembunyikan shadaqah, menyembunyikan kelebihan dan menyembunyikan sakit”.

Ukhti Muslimah !
Selanjutnya perhatikan perkataan Ibnu Abdi Rabbah Al-Andalusy : “Asy-Syaibany pernah berkata. ‘Temanku pernah memberitahukan kepadaku seraya berkata. ‘Syuraih mendengar tatkala aku mengeluhkan kesedihanku kepada seorang teman. Maka dia memegang tanganku seraya berkata. ‘Wahai anak saudaraku, janganlah engkau mengeluh kepada selain Allah. Karena orang yang engkau keluhi itu tidak lepas dari kedudukannya sebagai teman atau lawan. Kalau dia seorang teman, berarti dia berduka dan tidak bisa memberimu manfaat. Kalau dia seorang lawan, maka dia akan bergembira karena deritamu. Lihatlah salah satu mataku ini, ’sambil menunjuk ke arah matanya’, demi Allah, dengan mata ini aku tidak pernah bisa melihat seorangpun, tidak pula teman sejak lima tahun yang lalu. Namun aku tidak pernah memberitahukannya kepada seseorang hingga detik ini. Tidakkah engkau mendengar perkataan seorang hamba yang shalih : “Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku”. Maka jadikanlah Allah sebagai tempatmu mengadu tatkala ada musibah yang menimpamu. Sesungguhnya Dia adalah penanggung jawab yang paling mulia dan yang paling dekat untuk dimintai do’a”. 

Abud-Darda’ Radhiyallahu anhu berkata. “Apabila Allah telah menetapkan suatu takdir, maka yang paling dicintai-Nya adalah meridhai takdir-Nya”. 

Perbaharuilah imanmu dengan lafazh la ilaha illallah dan carilah pahala di sisi Allah karena cobaan yang menimpamu. Janganlah sekali-kali engkau katakan : “Andaikan saja hal ini tidak terjadi”, tatkala menghadapi takdir Allah. Sesungguhnya tidak ada taufik kecuali dari sisi Allah.



Selasa, 13 Maret 2012

Selamat Jalan Abang...


“... Dan pada Allahlah kamu semua akan dikembalikan.” (QS. Yasiin:83)

Innalillahiwainnailaihirojiun...
Telah kami berikan ikhtiar terbaik kami Rabbi. Dan kini Engkau tepati janjiMu. Kau ambil kembali ia (Bang Ocit) dari sisi kami. Sebagai mana Engkau takdirkan penciptaan kami sebagai saudara yang Engkau titipkan pada dua orang tua yang begitu sempurna.
15 tahun 12 hari bukanlah waktu yang singkat. Kau tumbuhkan cinta dan kasih sayang di antara kami walau melalui sebuah pertengkaran sekalipun.  Adikku itu kini telah Kau ambil kembali di sisi Mu.
Sebagaimana Engkau persaudarakan kami di dunia, semoga kelak Engkau juga mempersaudarakan kami di surga.

Selamat jalan Bang!
Semoga semua sakit di jasad mu telah hilang dan berganti sebuah ketenangan di surgaNya. Kini kau tinggalkan Kakak dan Adek Tifa disini berdua memperjuangkan bahagia itu untuk Bapak dan Bunda.

Selamat jalan Bang!
 Terima kasih telah hadir di dunia ini menjadi seorang Adik,Abang,Sahabat dan Rival yang luar biasa. Kamu yang membuat kakak slalu berusaha jadi sosok terbaik agar menjadi contoh untukmu. Kamu yang membuat kakak berani bermimpi tinggi agar kamu juga bermimpi yang lebih tinggi dari kakak. Kamu yang mengajarkan kakak untuk lebih dewasa dan sabar.

Selamat jalan Bang!
Sejatinya adek tifa belum mengerti,esok akan kakak ceritakan betapa ia punya Abang yang luar biasa seperti mu.

Selamat jalan Bang!
Begitu inginnya kakak tumbuh dewasa bersamamu.
Begitu inginnya kakak mendampingimu selalu. 
Begitu inginnya kakak membantu mewujudkan mimpi-mimpimu. Mimpimu untuk segera sembuh dan solat berjamaah di masjid. Mimpimu untuk jalan-jalan ke Jakarta dengan pesawat terbang dalam  kondisi sehat. Mimpimu untuk sekolah di SMAN 1 Selong. Mimpimu untuk menjadi seorang dokter yang hebat seperti dokter yang merawatmu. 

Selamat jalan Bang!
Belum kau dengarkan MP3 Player pemberian kakak di ulang tahun ke 15 mu, 12 hari yang lalu. Belum kau baca komik Conan edisi 63 dan 64 yang kau bilang ingin kau baca setelah kau sembuh. Belum kau baca buku 99 cahaya di langit Eropa yang kakak bawa agar kita bisa bermimpi bersama melihat peradaban islam disana. Masih tergambar jelas binar matamu saat melihat hadiah itu. Hadiah yang sangat kau inginkan saat sehat mu dulu. Maafkan, karena kakak baru mampu memberinya sekarang.

Selamat jalan Bang!
Maafkan, karena kakak tidak bisa menjadi kakak yang baik bagi mu sebagai mana inginnya kakak. Kakak sungguh bangga pernah memiliki seorang seperti mu. Kakak sungguh rindu pada mu.

Lodadi, 25 Februari 2012
Mengantar mu hanya dengan sholat gaib.

Sabtu, 31 Desember 2011

PUISI SATU DETIK


Sedetik lalu
Rasanya begitu bersemangat
Sedetik kemudian
Tak ada lagi sisa dari semangat itu

Sedetik tadi
senyum penuh mekar nan indah
Lalu sedetik kemudian
Pilu berganti sendu dan air mata

Satu detik
Angka terkecil dari jejeran istana waktu milikmu
Satu detik yang bahkan kau buang tanpa makna
Satu detik kemudian ia akan menghempaskanmu tanpa irama

Duhai!
Detik demi detik ini tidak diam menonton ketermenunganmu
Detik detik ini terus berlari meninggalkanmu
Tak bisakah engkau mengikuti iramanya?
Mengikuti dentingan semangatnya
Mengikuti sentilan kesenduannya

Satu detik itu
Tak bisakah kau membuatnya bermakna?
Karena satu detik itu,
Akan Dia mintai pertanggung jawaban darimu!

Kemana satu detik mu?!
Pernahkan kau syukuri ia?
Sudahkah kau berjuang dengan satu detik mu?
Telahkah kau berbagi dengan satu detik mu?
Karena satu detik itu
Akan Dia tanyai ‘Kemana satu detik mu?!’


10.40 WIB
Ahad, 1 Januari 2012
Bersama satu detik ku yang penuh kegalauan
Kamar Kost ku, Lodadi No. 53