Sabtu, 31 Desember 2011

PUISI SATU DETIK


Sedetik lalu
Rasanya begitu bersemangat
Sedetik kemudian
Tak ada lagi sisa dari semangat itu

Sedetik tadi
senyum penuh mekar nan indah
Lalu sedetik kemudian
Pilu berganti sendu dan air mata

Satu detik
Angka terkecil dari jejeran istana waktu milikmu
Satu detik yang bahkan kau buang tanpa makna
Satu detik kemudian ia akan menghempaskanmu tanpa irama

Duhai!
Detik demi detik ini tidak diam menonton ketermenunganmu
Detik detik ini terus berlari meninggalkanmu
Tak bisakah engkau mengikuti iramanya?
Mengikuti dentingan semangatnya
Mengikuti sentilan kesenduannya

Satu detik itu
Tak bisakah kau membuatnya bermakna?
Karena satu detik itu,
Akan Dia mintai pertanggung jawaban darimu!

Kemana satu detik mu?!
Pernahkan kau syukuri ia?
Sudahkah kau berjuang dengan satu detik mu?
Telahkah kau berbagi dengan satu detik mu?
Karena satu detik itu
Akan Dia tanyai ‘Kemana satu detik mu?!’


10.40 WIB
Ahad, 1 Januari 2012
Bersama satu detik ku yang penuh kegalauan
Kamar Kost ku, Lodadi No. 53

Tidak ada komentar:

Posting Komentar