Sedetik lalu
Rasanya begitu bersemangat
Sedetik kemudian
Tak ada lagi sisa dari semangat itu
Rasanya begitu bersemangat
Sedetik kemudian
Tak ada lagi sisa dari semangat itu
Sedetik tadi
senyum penuh mekar nan indah
Lalu sedetik kemudian
Pilu berganti sendu dan air mata
senyum penuh mekar nan indah
Lalu sedetik kemudian
Pilu berganti sendu dan air mata
Satu detik
Angka terkecil dari jejeran istana waktu milikmu
Satu detik yang bahkan kau buang tanpa makna
Satu detik kemudian ia akan menghempaskanmu tanpa irama
Angka terkecil dari jejeran istana waktu milikmu
Satu detik yang bahkan kau buang tanpa makna
Satu detik kemudian ia akan menghempaskanmu tanpa irama
Duhai!
Detik demi detik ini tidak diam menonton ketermenunganmu
Detik detik ini terus berlari meninggalkanmu
Tak bisakah engkau mengikuti iramanya?
Mengikuti dentingan semangatnya
Mengikuti sentilan kesenduannya
Detik demi detik ini tidak diam menonton ketermenunganmu
Detik detik ini terus berlari meninggalkanmu
Tak bisakah engkau mengikuti iramanya?
Mengikuti dentingan semangatnya
Mengikuti sentilan kesenduannya
Satu detik itu
Tak bisakah kau membuatnya bermakna?
Karena satu detik itu,
Akan Dia mintai pertanggung jawaban darimu!
Tak bisakah kau membuatnya bermakna?
Karena satu detik itu,
Akan Dia mintai pertanggung jawaban darimu!
Kemana satu detik mu?!
Pernahkan kau syukuri ia?
Sudahkah kau berjuang dengan satu detik mu?
Telahkah kau berbagi dengan satu detik mu?
Karena satu detik itu
Akan Dia tanyai ‘Kemana satu detik mu?!’
Pernahkan kau syukuri ia?
Sudahkah kau berjuang dengan satu detik mu?
Telahkah kau berbagi dengan satu detik mu?
Karena satu detik itu
Akan Dia tanyai ‘Kemana satu detik mu?!’
10.40 WIB
Ahad, 1 Januari 2012
Bersama satu detik ku yang penuh kegalauan
Kamar Kost ku, Lodadi No. 53
Tidak ada komentar:
Posting Komentar